Mati Kemana?

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

jalan yang lurus

Hari Pertama Orang Berdosa di Neraka

(A Sinner’s First Day in Hell*)

Oleh Dr. Denis Leatherman

“Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan” (Markus 9:43)

Alkitab dengan sangat jelas mengatakan bahwa tepat pada saat seseorang meninggal dunia, pada saat itu juga ia akan masuk ke Sorga atau Neraka. Ketika seseorang menghembuskan nafasnya yang terakhir, tidak akan ditunda lagi, ia akan pergi ke salah satu dari kedua tempat itu; tidak ada tempat di tengah-tengah di antara kedua tempat itu.

Tidak ada tempat Purgatori. Tidak ada keterangan tempat seperti itu di dalam Alkitab. Saya masih membaca keseluruhan Alkitab saya sebanyak dua puluh tujuh kali, dan itu jelas bagi saya bahwa tidak ada tempat setelah kehidupan kita di bumi berakhir selain Sorga atau Neraka. Tidak ada pilihan lain. Dan tidak ada reinkarnasi. Tidak seorangpun yang dapat kembali lagi ke dunia dan memperoleh kesempatan kedua. Hanya ada Sorga dan Neraka setelah kita meninggalkan dunia – itu adalah untuk selama-lamanya. Orang yang telah diselamatkan dapat berkata, “Hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” (II Korintus 5:8). Bagi orang yang belum diselamatkan, beralih dari tubuh ini untuk pergi ke Neraka.

Sebagai Pendeta, saya bertanggung jawab, dan saya melihat ini juga merupakan suatu kesempatan, untuk disampaikan di kebaktian pemakaman.  Dengan cara yang istimewa kita menunjukkan realitas Sorga sebagai berita yang memberikan penghiburan untuk penguburan orang yang telah diselamatkan. Kebenaran yang agung adalah bahwa Sorga disediakan untuk orang-orang yang telah diselamatkan membuat mereka berbeda dengan semua orang lain, karena mereka akan langsung berada di sana pada saat mereka mati.

Di sisi lain, Neraka adalah kebenaran yang sangat mengerikan; itu adalah fakta yang sangat mengganggu. Sungguh celaka, banyak orang berpikir bahwa Neraka itu tidak lebih dari pada suatu lelucon. Suatu kali ada orang yang berkata kepada saya, “Oh, yah, Saya mau pergi ke Neraka. Saya akan turun ke Tungku Perapian yang telah murnikan tujuh kali itu, dan sahabat-sahabat saya dan saya akan mabuk-mabukan dan bersenang-senang di sana!” Saudara-saudariku yang terkasih, kebenarannya tidaklah demikian. Saya pikir orang itu pernah mendengarkan lagu lama yang membuat lelucon tentang orang yang turun ke Neraka untuk berpesta dengan teman-teman mereka. Itu adalah ide dari kebanyakan orang yang belum diselamatkan tentang Neraka.

Saya ingin berbicara kepada Anda tentang apa yang sesungguhnya terjadi ketika orang yang belum diselamatkan meninggal dan pergi ke Neraka.

Entah mereka mati karena sakit ataupun kecelakaan, ketika mereka menghembuskan nafasnya yang terakhir di bumi ini, seketika itu juga mata mereka terbuka dan bernafas kembali di Neraka. Ijinkan saya memberikan daftar tentang apa yang akan terjadi pada hari pertama mereka di Neraka kepada Anda.

I.       Orang Berdosa itu Menyadari Realitas Neraka

Ketika orang yang belum diselamatkan bernafas untuk pertama kalinya di Neraka, ia menyadari bahwa Neraka itu sungguh merupakan tempat yang riil. Tidak peduli seberapa banyak ia telah mengingkari realitas Neraka ketika ia masih hidup di dunia, dan pada hari pertama ia di Neraka, realitas mengerikan dari tempat itu mencekam dirinya.

Ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan apapun tentang Sorga dan Neraka – itu tidak dapat membuktikan atau tidak membuktikan tentang tempat-tempat itu. Namun Alkitab dengan sangat jelas mengatakan bahwa: Neraka adalah tempat yang riil.

Jangan pedulikan perkataan saya tentang apa yang sedang saya katakan. Namun saya ingin Anda melihat ayat-ayat di dalam Alkitab Anda sehingga Anda dapat melihat untuk diri Anda sendiri apa yang Allah katakan tentang Neraka itu!

“Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya” (Lukas 16:22-23)

            Pada hari pertama orang kaya itu ada di Neraka, ia menemukan bahwa Neraka adalah tempat yang riil. Itu bukan hanya sebuah cerita atau lelucon atau kata umpatan; itu bukan hanya sesuatu yang menjadi dasar para pengkhotbah untuk menakut-nakuti anggota jemaatnya. Orang kaya itu terbangun di tempat yang riil, dan ia menyadari realitas tempat yang disebut Neraka ini.

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala” (Matius 5:22).

            Yesus sendiri mengajarkan realitas tentang Neraka ini.

Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Matius 10:28).

            Di sini Yesus membuat pernyataan yang keras. Ia sedang menjelaskan kepada kita bahwa kita harus takut akan Allah, karena Ia memiliki kemampuan dan otoritas untuk melempar seseorang ke dalam Neraka.

Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”

“Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”

“Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?”

“Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.” – Matius 13:40-42, 49, 50; 23:33; 25:46.

            Semua ayat-ayat ini keluar dari mulut Juruselamat kita sendiri, yaitu Yesus Kristus. Lagi dan lagi Ia menceritakan kepada kita tentang Neraka. Pada kenyataannya, Ia memperingatkan kita tentang tempat itu lebih dari pada yang dilakukan oleh para pengkhotbah dan para nabi di dalam Alkitab. Bahkan Ia lebih banyak berbicara tentang Neraka dari pada berbicara tentang Sorga.

            Banyak pengkhotbah hari ini bahkan tidak mau menekankan masalah Neraka di mimbar. Beberapa penginjil televisi dengan terus terang mengatakan bahwa mereka tidak mau mendiskusikannya. Seorang pengkhotbah berkata, “Tidaklah sopan membahas tentang Neraka.”

            Jika Anda melihat tetangga sebelah rumah Anda terjebak dalam kebakaran, akankah Anda berpikir bahwa Anda tidak harus membangunkannya karena Anda berpikir tidak sopan untuk memberitahukan kepadanya tentang bahaya itu? Tidak! Anda akan mendobrak pintu rumahnya dan berseru, “Kebakaran! Kebakaran! Cepat keluar dari rumah!” Anda akan berusaha menyelamatkan dia dari api dengan sekuat tenaga Anda.

            Kita memerlukan para pengkhotbah di seluruh negeri yang mau berdiri di belakang mimbar mereka dan mulai menyerukan peringatan tentang Neraka! Namun kita semua harus memperingatkan semua orang tentang realitas api Neraka; itulah apa yang telah dilakukan oleh Yesus.

            Bagaimana kita memperingatkan mereka? Kita menjelaskan kepada mereka melalui penginjilan pribadi dan memberikan traktat kepada mereka. Setiap kita dapat melakukan itu dan harus melakukannya.

Ketika orang yang belum diselamatkan meninggal dunia pergi ke Neraka, yang pertama kali ia sadari adalah bahwa Neraka itu adalah tempat yang riil.

II.    Orang Berdosa itu Mengalami Kegelapan, Penderitaan dan Penyiksaan yang tak Terbayangkan

Hal kedua yang orang belum selamat sadari pada hari pertamanya di Neraka adalah kegelapan, penderitaan dan penyiksaan yang tak terbayangkan. Lagi dan lagi Alkitab berbicara tentang api literal di Neraka; itu bukan api hasil imajinasi atau istilah simbolik yang mempresentasikan penyiksaan jiwa. Ada penderitaan dan penyiksaan yang nyata di tempat yang terbakar dengan api itu.

Dalam  Kitab wahyu, Yohanes mempresentasikannya sebagai api yang riil dan literal.

“Dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.”

“Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” – Wahyu 20:10, 14, 15. 

Kata “lautan” berhubunang dengan lautan yang nyata; kata “api” berarti api yang riil, literal, dan aktual. Ketika Anda mempelajari Kitab Suci berhubungan dengan Neraka, Alkitab akan berbicara tentang “ratap tangis dan kertak gigi,” yang berarti bahwa itu adalah penyiksaan dan penderitaan yang menimpa fisik, suatu reaksi tiba-tiba terhadap penderitaan.

“Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” – Matius 25:30.

            Neraka juga dijelaskan sebagai tempat “outer darkness,” suatu kegelapan yang dapat dirasakan. Tidak ada pesta di Neraka. Tidak ada musik di Neraka. Tidak ada konser musik rock atau musik country atau musik rap di sana; tidak akan ada musik Kristen kontemporer di sana. Tidak ada kesenangan di sana – yang ada hanyalah penderitaan, ratap tangis dan kertak gigi.

III. Orang Berdosa itu Diliputi oleh Kesepian dan Sepenuhnya Terlupakan

Mengalami kesepian dan sepenuhnya terlupakan dapat menjadi salah satu hal terburuk dalam keadaan tersiksa di Neraka. Selama bertahun-tahun saya telah menemukan banyak orang yang berkata kepada saya, “Dengarkanlah, pak pendeta, teman-teman saya akan pergi ke Neraka, dan saya akan ada di sana bersama dengan mereka.” Istri-istri berkata, “Jika suami saya pergi ke Neraka, saya ingin ada di sana bersama dengan dia.” Jika mereka mati tanpa memperoleh keselamatan, tempat itu adalah tempat yang akan mereka tuju, namun tidak ada tempat di Alkitab yang mengatakan bahwa orang-orang yang di Neraka akan dapat saling mengasihi dan saling menguatkan dan mengibur.  Orang-orang yang belum diselamatkan tidak memahami bahwa ia tidak akan dapat saling berbagi dan menghibur di sana; memang banyak orang akan ada di sana, namun mereka semua akan mengalami kesepian dan kesendirian yang teramat mengerikan. Alkitab mengatakan, “Dunia orang mati [Neraka] akan membuka kerongkongannya lapang-lapang dan akan mengangakan mulutnya lebar-lebar dengan tiada terhingga, sehingga lenyap ke dalamnya segala kesemarakan dan keramaian Yerusalem, segala kegaduhannya dan orang-orang yang bersukaria di kota itu” (Yesaya 5:14).

Tak seorangpun yang dapat menghibur dan menguatkan dalam penderitaan itu; tak seorangpun yang saling berkomunikasi untuk memperoleh kekuatan.

Dulu saya pernah berpikir, Bagaimana saya dapat bersukacita di Sorga, tempat yang penuh kebahagiaan dan tawa, damai dan sukacita, sementara saya tahu bahwa orang yang sangat saya kasihi berada di Neraka? Kemudian saya membaca seluruh Alkitab dan pikiran saya menjadi diterangi.

“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak” – Yesaya 65:17-19.

Ketika kita pergi ke Sorga, Allah akan menghapus ingatan tentang orang yang kita kasihi yang sedang terbakar di Neraka. Jadi, bukan hanya orang-orang yang ada di neraka itu sepenuhnya mengalami kesepian, namun bahkan sepenuhnya mereka juga terlupakan oleh orang-orang yang selama ini mengasihi mereka.

Dengan arogan seseorang akan berkata, “Saya akan menemuimu di Neraka!” Tidak, Anda tidak akan bisa; Anda akan sepenuhnya terlupakan! “Yah, Aku akan tinggal bersama orang-orang yang saya kasihi dan pergi ke Neraka bersama mereka sehingga kami akan selalu bersama.” Tidak, Anda tidak akan dapat melakukannya; Anda tidak akan mengingat eksistensi mereka.

IV.  Orang Berdosa itu Menemukan Pintu Neraka Tidak dapat Dibuka dari Dalam

Pintu masuk ke dalam Neraka terbuka lebar bagi orang-orang berdosa untuk masuk, namun itu tidak dapat terbuka dari dalam untuk membiarkan orang kembali keluar. Sekali berada di sana, tidak ada pintu untuk melarikan diri.

“Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa” – Wahyu 14:11.

            “Sampai selama-lamanya” berarti bahwa mereka akan disiksa dalam periode waktu yang tak terbatas dan untuk selama-lamanya! Tidak akan pernah ada harapan sedikitpun untuk dapat melarikan diri. Tidak akan ada pilihan atau kesempatan kedua. Tidak ada jalan untuk dapat lari dari penyiksaan itu.

            Hari pertama di Neraka adalah permulaan hari yang tidak akan pernah berakhir.

V.     Orang Berdosa itu Menyadari Sudah Sangat Terlambat untuk Dapat Diselamatkan

Hari pertama di Neraka, orang berdosa belajar bahwa baptisan tidak menyelamatkannya, menjadi anggota gereja tidak menyelamatkannya, dan menjadi bagian dalam keluarga Kristen tidak menyelamatkannya. Orang-orang  yang ada di Neraka baru menyadari bahwa semua hal ini tidak dapat menyelamatkan mereka, namun mereka sudah terlalu terlambat untuk belajar bahwa hanya ada satu jalan untuk terhindar dari Neraka – yaitu percaya Kristus sebagai Juruselamat mereka.

Dalam kisah tentang Lazarus dan orang kaya, kita tidak menemukan indikasi bahwa orang kaya itu bukanlah orang yang baik, paling tidak sejauh style hidupnya. Tidak ada indikasi bahwa ia adalah seorang pemabuk, seorang pencuri atau orang jahat; ia kelihatannya adalah orang yang sopan. Betapa sedikit sekali kita mengetahui tentang orang ini dan yang kita tahu hanyalah bahwa ia adalah seorang yang sukses dalam bisnisnya dan ia mungkin adalah seorang tetangga yang baik dan orang terhormat, namun perhatikan bahwa ia ada di Neraka. Ia berkata,

“Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian  Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.—Lukas 16:27-31.

            Ia ingin Abraham mengutus Lazarus pergi ke rumah ayahnya, namun ia hanya menekankan bahwa saudara-saudarnya belum diselamatkan, bukan ibunya atau ayahnya. Saya yakin, walaupun saya tidak dapat membuktikan, bahwa orang tua orang kaya ini telah diselamatkan. Pada kenyataannya, saya percaya bahwa orang tuanya telah bersaksi kepada enam anak  lelakinya. Namun mungkin semua anak lelakinya mengejek orang tua mereka: “Itu baik untukmu, Mama. Tetapi saya ingin menghabiskan uang saya dan bersenang-senang. Saya tidak memiliki waktu untuk agama.”

            Anda tidak diselamatkan hanya oleh karena orang tua Anda atau anggota keluarga Anda yang lain telah diselamatkan. Anda tidak dapat pergi ke Sorga dengan memegangi jubah keluarga Anda yang diselamatkan.

            Jadi, orang kaya itu mati dan pergi ke Neraka karena ia tidak pernah menanggapi hal-hal tentang Allah dengan serius. Ia tidak pernah memikirkan realitas tentang Sorga dan Neraka dengan serius. Itu okay bagi orang tuanya, namun itu tidak dapat membuatnya tertarik. Namun pada hari pertamanya di Nereka tiba-tiba ia menyadari bahwa orang tuanya benar.

            Jika Anda memiliki orang tua Kristen dan mereka sedang berdoa untuk Anda dan bersaksi kepada Anda, sadarlah dan mengucap syukurlah kepada Tuhan karena mereka! Kemudian Anda harus datang dan percaya kepada Kristus yang sama yang mereka percaya.

            Kilas balik, ketika kami ada di Tenesse, dan kami keluar untuk memenangkan jiwa. Kami mengetuk pintu sebuah rumah. Seorang laki-laki yang berumur lebih dari lima puluh tahun, mungkin hampir enam puluh tahun, menjawab dan menyambut kami dan saya memperkenalkan anak saya dan saya kepadanya. Ia mengundang kami masuk, dan saya bertanya, “Apakah Anda tahu dengan pasti bahwa kapan saja Anda mati, Anda pasti akan pergi ke Sorga?” Ia menjawab, “Yah, tidak. Saya berharap saya pergi ke sana.” (Itu adalah pengharapan setiap orang, namun pengharapan itu tidak akan membawa Anda masuk ke sana!). Kemudian saya bersaksi kepadanya, dan ia dengan tersendat-sendat berkata, “Ibu saya adalah orang Kristen. Kami telah menguburkannya Desember yang lalu. Ia sekarang sudah ada di Sorga.”

            Saya berkata, “Namun apakah Anda tahu?”

            Ia berkata, “Saya berharap demikian.”

            Saya berkata, “Anda harus bersyukur bahwa Anda memiliki mama seorang Kristen,” dan ia mulai menangis dan berkata bahwa ia bersyukur. Kemudian saya berkata, “Namun Anda harus diselamatkan.”

            Ia berkata, “Saya mau diselamatkan.”

            Saya mengambil Alkitab saya dan menjelaskan jalan keselamatan kepadanya, dan ia menundukkan kepalanya dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Tidak seperti orang kaya yang sekarang sudah ada di Neraka, orang ini menyadari sebelum itu menjadi terlalu terlambat bahwa ia perlu diselamatkan, dan ia mengucap syukur karena ibunya yang adalah orang Kristen.

VI.  Orang Berdosa itu Menyadari bahwa tidak Seharusnya Ia Bermain-main dengan Neraka

Yesus menceritakan kisah tentang orang kaya yang lain. Tanahnya berlimpah-limpah hasilnya, sehingga ia memutuskan untuk merombak lumbung-lumbungnya dan mendirikan yang lebih besar dan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangnya. Ia berkata,

“Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” – Lukas 12:19

Orang kaya itu berkata, “Aku telah memiliki segalanya, mimpi-mimpiku terpenuhi. Aku memperoleh kekayaan untuk dinikmati, dan aku belum siap untuk berpikir tentang Sorga dan Neraka. Aku hanya akan menikmati kesenanganku dan makan dan minum dan bersukaria.” Namun lihatlah apa yang terjadi pada ayat berikutnya:

Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” – Ay. 20

Neraka terlalu mengerikan bagi orang yang bermain-main dengannya! Fakta yang menyedihkan adalah bahwa orang ini dan begitu banyak orang lainnya yang seperti dia tidak memikirkan secara serius realitas tentang Neraka.

Saya baru melayani di gereja ini selama kira-kira dua tahun ketika salah satu anggota gereja kami berkata, “Kami memiliki anggota keluarga yang saat ini ada di ruang ICU rumah sakit. Ia tidak pernah pergi ke gereja, dan ia belum diselamatkan. Kami tidak tahu apakah ia mau berbicara dengan Anda atau tidak, namun maukah Anda mengunjungi dia?”

Saya pergi ke ICU, dan berdiri di samping ranjang orang itu. Ia mengalami kesakitan yang sangat menyedihkan, namun ia masih sadar dan saya dapat berbicara dengannya. Ia menjelaskan kepada saya dengan sangat sedih karena prediksi penyakitnya tidak memberikan pengharapan kepadanya.

Saya berkata, “Bolehkah saya menunjukkan kepada Anda beberapa ayat dari Alkitab?” Saya menjelaskan ayat-ayat penginjilan, dan ia setuju bahwa jika ia mati ia akan pergi ke Neraka.

Saya berkata, “Anda tidak ingin pergi ke Neraka bukan?”

Ia menjawab, “Tidak, saya tidak mau.”

Saya berkata, “Allah juga tidak ingin Anda pergi ke sana.”

Kemudian saya menunjukkan kepadanya bagaimana cara diselamatkan dan bahwa ia hanya perlu menerima Yesus Kristus dalam hatinya dengan iman. Saya berkata, “Maukah Anda berdoa bersama dengan saya sekarang juga, dan kita akan duduk, dan – Ia menghentikan saya dan berkata, “Tidak, tidak sekarang. Saya belum siap untuk itu. Ketika saya siap, saya mau diselamatkan.”

Saya berkata, “Apa yang terjadi sehingga Anda belum siap?”

Saya berusaha untuk tetap mengajaknya bicara namun ia tidak mau bicara. Jadi, kemudian saya berdoa untuknya dan meninggalkan dia. Ia masih hidup selama lebih dari dua tahun lagi, namun ia tidak pernah mau membiarkan saya berbicara tentang keselamatannya dengannya. Ia bermain-main dengan Neraka, dan sekarang ia ada di sana. Ia menyuruh saya diam dan itu membuatnya kehilangan kesempatan ke Sorga.

Alkitab berkata kita dapat mengetahui bahwa kita diselamatkan; kita tidak perlu ragu bahwa kita telah diselamatkan. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang keselamatan Anda, selesaikan itu sekarang! Neraka sangatlah serius untuk bermain-main dengannya dan terlalu berbahaya bermain-main di sekitarnya.

VII.           Orang Berdosa itu Mengingat Semua Kesempatannya untuk Diselamatkan sudah Berlalu

“Tetapi Abraham berkata [kepada orang kaya yang ada di Nerka itu]: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita” – Lukas 16:25

            Salah satu hal yang paling berat dalam hidup ini adalah berurusan dengan ingatan-ingatan kita.

            Saya mengucap syukur kepada Tuhan karena orang tua saya telah diselamatkan, namun saya datang dari keluarga yang berantakan. Saya menginjak remaja ketika keretakan terjadi dalam keluarga saya dan ibu saya pergi dari rumah. Sementara ayah saya mau ke gereja, saya tinggal di rumah; dan ketika tak seorangpun ada di rumah, saya mengambil album foto dan melihat foto-foto dalam album tersebut, yaitu foto-foto ketika saya masih kecil dan kemudian saya juga melihat foto-foto lainnya yaitu foto-foto keluarga kami, dan saya hanya bisa menangis dan menangis dan menangis ketika saya mengingat masa lalu, mengetahui bahwa kami tidak pernah kembali lagi seperti dulu.

            Di Neraka, orang berdosa akan mengingat semua kesempatan yang pernah ia miliki untuk diselamatkan – khotbah yang dikhotbahkan, undangan yang diberikan, traktat yang pernah diterima, pemenang jiwa pernah datang ke rumahnya – dan ia akan berseru, “Saya telah memiliki semua kesempatan itu untuk percaya kepada Yesus!” Lagi dan lagi ia akan mengingat semua kesempatan yang pernah ia miliki ketika ia selalu berkata tidak, semua kesempatan-kesempatan itu telah ia tolak. Pada waktu itu, ia pikir semua itu hanya lelucon, semua hal itu seperti sesuatu yang aneh dan tidak dapat dipercaya dalam pemandangannya. Dan sekarang ia tahu tentang fakta itu: Neraka bukanlah suatu cerita kosong; itu bukanlah lelucon.

            Saya tidak dapat membayangkan bagaimana orang yang telah diselamatkan dapat berpikir bahwa Neraka tidaklah penting. Denny adalah teman terbaik saya di SMU. Saya diselamatkan ketika saya berumur sembilan belas tahun dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Alkitab, dan saya sangat terbeban untuk menyelamatkan dia. Saya mulai menulis surat kepadanya, mencoba untuk memenangkan dia bagi Tuhan. Selama satu tahun setiap liburan semester saya menulis surat kepadanya dan mengatakan kepadanya bahwa saya akan pulang dan ingin mengunjungi dia.

            Ia memiliki mobil yang bagus dan tinggal di daerah yang sungguh menyenangkan. Di ruang tamu ada aquarium yang besar sekali dan sound system yang tidak dapat dipercaya. Ia memiliki kamar dengan tempat tidur yang sangat rapi dan indah – seperti dalam mimpi. Ia berkata, “Saya telah membayar cash semua ini.”

            Saya memintanya untuk duduk di samping saya dan mengijinkan saya menunjukkan kepadanya bagimana ia dapat tahu bahwa ia akan pergi ke Sorga pada waktu ia meninggal dunia nanti. Langsung saja, wajah tenangnya berubah, dan ia berkata, “Saya tidak tertarik.”

            Saya berkata, “Denny, maukah kami melakukan ini untukku sebagai kebaikanmu untuk teman lamamu ini?”

            Ia berkata, “Saya tidak tertarik.”

            Saya memohon kepadanya, dan ia akhirnya bangun, mengusap wajahku dengan tangannya dan berkata, “Senang sekali berjumpa denganmu. Hati-hatilah. Segala sesuatu cool, man; baiklah. Saya akan menjumpai kamu nanti.”

            Saya memberikan Alkitab kepadanya, dan ia mengambilnya, dan kemudian ia membanting pintu dari dalam.

            Saya kembali ke Sekolah Alkitab. Ayah saya menulis surat kepada saya setiap minggu, dan kira-kira enam bulan kemudian ia mengirim kliping surat kabar kepada saya. Pada bagian atas terdapat gambar Denny; suatu berita kematian memberitakan bahwa ia telah meninggal secara mendadak karena serang jantung. Saya sering berpikir di mana ia sekarang. Apakah ia memperhatikan peringatan itu? Apakah ia membaca Alkitab? Apakah ia ada di Sorga? Atau apakah ia sedang terbakar dalam api, sedang mendidih di tempat yang bernama Neraka?

            Kita perlu melakukan semampu kita untuk menjaga jemaat agar keluar dari tempat yang sangat mengerikan itu. Berikanlah hidup Anda kepada Tuhan dan fokuskan pandangan Anda kepada pekerjaan yang Ia berikan kepada kita.

            Kita memiliki jalan keluar; kita memiliki jawaban bahwa kita dapat menjaga jemaat untuk lepas dari bahaya Neraka. Marilah kita memberitakan Injil entah dengan membagi-bagi traktat, men-sharing-kan berita tentang Yesus Kristus, menghidupi kehidupan yang dapat menjadi saksi sebagai umat sang Juruselamat. Marilah memenangkan jiwa sebanyak yang kita dapat lakukan sebelum semuanya menjadi sangat terlamabat dan mereka harus menghabiskan hari pertama mereka di Neraka – dan kemudian di sana untuk selama-lamanya.

            Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tahu pasti bahwa jika Anda mati sekarang Anda pasti pergi ke Sorga? Apakah Anda yakin, tanpa keraguan sedikitpun? Allah berkata bahwa Anda dapat mengetahuinya.

“Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” – I Yohanes 5:13

Anda dapat “mengetahui bahwa Anda memiliki hidup yang kekal” – bukan “sekedar berharap,” bukan “sekedar berpikir” dan bukan “mungkin.”

Diterjemahkan Dr. Eddy Peter Purwanto


[*] Be taken from Sword of the Lord. June 29, 2007 and be translated into Indonesian by permission from Dr. Dennis Leatherman, Pastor Mountain Lake Independent Baptist Church, Oakland, Maryland.